Pengetahuan Logika dasar



Pendahuluan
Dalam sejarah perkembangan logika, banyak definisi di kemukakan oleh para ahli, yang secara umum memiliki banyak persamaan. Ada yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu pengtahuan (science ) tetapi sekaligus juga merupakan kecakapan atau kerampilan ( art ) untuk berpikir secara jurus, tepat, dan teratur. Dalam hal ini, ilmu mengacu pada kesanggupan kemampuan rasional untuk mengetahui, sedangkan kecakapan atau ketrampilan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan kedalam tindakan.
Bagiku ilmu pengetahuan, logika merupakan sesuatu yang perlu. Tidak ada ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada logika karena pada hakiktanya ilmu pengetahuan tanpa logika tidak akan mencapai kebenaran ilmiah. Sebagaimana di kemukakan oleh bapak logika, Aristoteles, logika benar – benar merupakan alat bagi seluruh ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu pula, barang siapa telah mempelajari logika, sesungguhnya telah menggenggam master key unuk membuka semua pintu masuk ke berbagai semua di siplin ilmu pengetahuan. Ada juga ahli yang berpendapat bahwa logika adalah teknik atau metode untuk meneliti ketepatan kebenaran. Jadi, logika tidak di lihat selaku ilmu, tetapi hanyalah merupakan metode.Ada pula yang mengatakan bahwa logika adalah ilmu yang mempersoalkan prinsip – prinsip dan aturan – aturan penalaran yang sahih ( valid ). Dari begitu banyak definisi yang pernah di buat oleh ahli itu, dapat di simpulkan bahwa logika adalah cabang filsafat yang mempelajari, menyusun, mengembangkan, dan membahas asas – asas, aturan – aturan formal, prosedur – prosedur, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi mencapai kebenaran yang dapat di pertanggungjawabkan secara rasional.

Pembahasan
Logika Induktif
A. Metode Induksi

Induksi adalah suatu bentuk penalaran dari Partikuler ke Universal, yaitu proses yang di tempuh bertolak dari partikuler ke universal atau dari khusus ke umum. Pada hakikatnya induksi adalah suatu proses generalisasi, yakni berdasarkan hal – hal partikuler yang di teliti, di peroleh konklusi universal. Apabila hal – hal partikuler itu mencakup keseluruhan jumlah dari suatu jenis atau peristiwa yang di teliti. Induksi lengkap dan generalisasi dapat dilakukan hanya dengan beberapa hal partikuler, bahkan dapat pula hanya dengan satu hal yang khusus atau suatu peristiwa khusus induksi ini di sebut induksi tidak lengkap.
B. Metode Induktif
Jhon Stuart Miil ( 1806 – 1873 ) adalah tokoh pertama yang menyusun rumusan – rumusan sebagai metode yang sahih dalam penalaran dan penelitian indukltif. Menurut Mill induksi adalah penalaran atau penelitian untuk menemukan sebab – sebab yang tersembunyi. Untuk itu Mill menyusun lima metode penalaran dan penelitian induktif yaitu ;
1.Metode Persesuaian ( Method of Agreement )
yaitu jika 2 hal atau lebih dari fenomena yang di teliti memiliki satu sirkumstansi yang sam, maka sirkumtansi satu – satunya dimana hal – hal itu bersesuaian adalah sebab ( atau akibat ) dari fenomena.Misalnya ; Hujan lebat sekali akibatnya ikan – ikan di empang pada kabur karena meluap.
2. Metode Perbedaan ( Method of Diffence )
Jika satu hal terjadi dalam fenomena yang diteliti dan satu hal lain tidak terjadi dalam fenomena yang di teliti itu memiliki suatu sirkumstansi yang sama terkecuali satu yang terjadi pada hal yang pertama, maka satu – satunya sirkumstansi dimana dalam kedua hal itu berbeda adalah akibat/sebab atau bagian yang sangat menentukan sebab dari fenomena tersebut.
3. Metode Gabungan Persesuaian dan Perbedaan ( Int Method of Agreement and Different )
Apabila ada 2 hal atau lebih dimana suatu fenomena terjadi hanya memiliki satu sirkumstansi yang sama, sedangkan 2 hal atau lebih dimana fenomena tidak terjadi tidak memiliki persamaan apapun terkecuali absennya sirkumstansi tersebut, maka sirkumstsnsi satu – satunya adalah akibat, atau sebab, atau bagian yang sangat menentukan sebab dari fenomena tersebut.
4. Metode Residu ( The Method of Residues )
Dari suatu fenomena, hilangkanlah bagian yang lewat berbagai induksi yang telah di lakukan sebelumnya di keeahuio sebagai akibat dari auteseden – auteseden tertentu, dan residu dari fenomena itu adalah hasil dari auteseden – auteseden yang masih tertinggal.
5. Metode Variasi Kesamaan ( The Method of Concomitant Variation )
Fenomena apapun juga yang dengan suatu cara mengalami perubahan adalah sebab ataupun akibat dari fenomena tersebut, atau berhubungan dengan fenomena tersebut selaku fakta yang menyebabkan perubahan itu.
C. Anologi Induktif
Pemikiran ini berangkat dari suatu kejadian khusus ke suatu kejadian khususnya lainnya, dan menyimpulkan bahwa apa yang benar pada yang satu juga akan benar pada yang lain.
Contoh ; Sartono sembuh dari pusing kepalanya karena minum obat ini.
Pengetahuan secara analogis adalah suau metode yang menjelaskan barang – barang yang tidak biasa dengan istilah - istilah yang di kenal ide – ide baru bisa di kenal atau dapat di terima apabila di hubungkan dengan hal – hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Analogi Induktif adalah suatu cara berfikir yang di dasarkan pada persamaan yang nyata dan terbukti. Jika memiliki suatu kesamaan dari yang penting, maka dapat di simpulkan serupa dalam beberapa karakteristik lainnya. Apabila hanya terdapat persamaan kebetulan dan perbandingan untuk sekedar penjelasan, maka kita tidak dapat membuat suatu kesimpulan.
D. Generalisasi
Generalisasi juga di sebut induksi tidak sempurna ( lengkap ). Guna menghindari generalisasi yang terburu – buru, Aristoteles berpendapat bahwa bentuk induksi semacam ini harus di dasarkan pada pemeriksaan atas seluruh fakta yang berhubungan, tapi semacam ini jarang di capai. Jadi kita harus mencari jalan yang lebih prakis guna membuat generalisasi yang sah.
Tiga cara pengujian untuk menentukan generalisasi
a). Menambah jumlah kasus yang di uji, juga dapat menambah probabilitas sehatnya generalisasi. Maka harus seksama dan kritis untuk menentukan apakah generalisasi ( mencapai probabilitas ).
b). Hendaknya melihat adakah sample yang di selidiki cukup representatif mewakili kelompok yang di periksa.
c). Apabila ada kekecualian, apakah juga di perhitungkan dan di perhatikan dalam membuat dan melancarkan generalisasi?

Apabila dalam kekecualiannya banyak, kita tidak mungkin dapat generalisasi. Tetapi jika hanya terdapat beberapa kekecualian, kita masih dapat membuat generalisasi
Mungkin yang terakhir ini akan mewujudkan generalisasi yang tidak sempurna, namun cukup merupakan bentuk pemikiran yang sehat dalam kejadian – kejadian praktis sehari – hari kekeliruan dalam bentuk pemikiran ini adalah generalisasi tergesa – gesa. Kekeliruan ini terjadi karena membuat generalisasi jauh lebih luas dari pada dasar evidensi yang ada dan generalisasi umum biasanya cenderung membuat kekeliruan ini. Misalnya ; kebanyakan gadis cantik itu bodoh.
~Bagi Penikmat Artikel yang setia (non Blogger)...untuk info yang menarik silahkan klik link ini..KLIK
~Bagi Blogger untuk mendapatkan hosting murah meriah dan bahkan GRATIS silahkan klik link ini untuk mendapatkannya

Baca Juga Artikel Yang Berkaitan



0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))


Posting Komentar

Pengikut

 

Tukeran Link..? Silahkan Isi Sendiri

Silahkan memasang link anda disini, dan saya minta Temen2 Blogger memasang link blog ini http://www.azibrajaby.blogspot.com di blog temen2 Jika saat saya berkunjung ke blog temen2 tidak saya temukan link ke blog saya ini, maka dengan sangat terpaksa akan saya hapus link anda , oleh karena itu silahkan anda konfirmasikan dikomentar dimana (URL) link blog ini anda letakkan di blog anda, terima kasih dan salam blogger.

Setelah Nge- Link saya mohon konfirmasi di kolom sapa dan kritik